Mungkin diantara kita pernah bertanya-tanya dalam hati. Mengapa kulit yang dikerok menggunakan bawang merah atau mata uang dan balsem bisa menjadi merah? Bukan biru atau ungu seperti mengalami lebam. Padahal kerokan menekan dan menggeser benda tumpul di atas kulit kita. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Ternyata model pengobatan tradisional ini sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu. Tak hanya di Indonesia, kerokan juga dikenal di belahan bumi lain.
Seperti di Vietnam pengobatan ini disebut Cao Gio. Kamboja menyebutnya Goh Kyol (rubbing the wind). Cina mengenalnya dengan sebutan Gua Sha (Gua=menggosok/scraping, Sha=racun/toksin), namun kebanyakan pengobatan ini di Cina menggunakan batu Jade sehingga disebut Jade stone therapy. Sedangkan di Barat disebut coining atau coin rubbing.
Lalu apa penyebab warna merah setelah kerokan? Jawabannya menurut akupunturis klinik, Dr. Koosnadi Saputra kerokan rupanya berpedoman pada hukum Einstein. Hal ini karena panas yang dihasilkan dari dua gesekan di permukaan kulit menyebabkan suhu tubuh meningkat.
Panas yang cukup tinggi itu menyebabkan pelebaran pembuluh darah dalam kulit. Karena pelebaran pembuluh darah itu menyebabkan peredaran darah menjadi lancar. Sehingga aliran oksigen akan lebih baik pada jaringan otot serta organ tubuh. Rasa sakit di tubuh pun akan berkurang. Itulah sebabnya mengapa pengobatan dengan cara kerokan itu menjadi salah satu perwujudan hukum Einstein.
Sedangkan warna merah yang timbul setelah kerokan itu sebagai pengukur berat ringannya masuk angin, makin merah warnanya makin berat derajat sakitnya.
via: merdeka.com
loading...